Sunday, July 06, 2008

BUNGA CANTIK DALAM POT RETAK


oleh A. Ariobimo Nusantara



Sudah beberapa bulan belakangan ini, saya dan beberapa teman di kantor mempunyai hobi baru. Kami—para bapak ini—sedang tertarik untuk membiakkan tanaman Adenium obesum atau yang dikenal dengan kamboja jepang. Sosoknya mirip tanaman bonsai dan semakin tua, akar tanaman ini akan makin membesar seperti umbi. Akar yang gendut itu akan meliuk ke kiri-kanan. Penampilannya pun jadi tambah unik dan memikat siapa saja yang melihatnya. Maka, dapat dibayangkan, betapa lucunya ketika para bapak ini ngobrol soal bunga!

Hobi baru ini bermula tanpa sengaja, ketika suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang teman. Di sana, saya menyaksikan betapa indahnya bunga-bunga kamboja jepang yang merimbun di sana-sini. Kurang lebih ada 70 pot! Saat pertama itu, saya hanya berkomentar “Bagaimana kamu bisa mengurusi tanaman begini banyak. Apa tidak menghabiskan waktu?”

Tapi, dengan penuh senyum teman itu menjawab bahwa di situlah ‘roh’ dari hobi ini. “Merawat tanaman ini jauh lebih gampang ketimbang memelihara anggrek. Asal cukup sinar
matahari penuh, tak perlu banyak air, dan memakai media tanam yang porous. Bila ketiga hal tadi dipenuhi, dijamin adenium bakal tumbuh subur.”


Ketika ia asyik menunjukkan tanaman-tanaman bunganya, kami sampai pada satu tanaman yang lebat tertutup oleh bunga berwarna merah beludru. Tapi saya jadi heran sekali, melihat ia tertanam dalam sebuah pot yang kotor, retak di sana-sini. Dalam hati saya berkata, “Meski indah bunganya, setelah melihat wadahnya aku jadi tak tertarik pada tanaman ini. Kalau ini tanamanku pastilah wadah itu sudah kubuang jauh-jauh dan tanaman ini kupindahkan ke dalam pot yang lebih indah dan aman.” Dengan kalem, teman saya mengatakan, “Memang tidak selayaknyalah bunga yang cantik itu berada dalam wadah yang amburadul seperti ini. Aku memang berniat membuang pot itu.”

Saya tercenung sebentar, membayangkan bagaimana sekiranya pot itu adalah sebuah ‘rumah tangga’ dan bunga-bunga cantik itu adalah anggota keluarga; dengan Allah sebagai si empunya taman. Betapa pun cantik dan indahnya anggota keluarga, bila rumah tangga yang mewadahinya mulai retak, penyok, dan bahkan mungkin berkarat, maka semua keindahan itu akan sia-sia. Lalu, akan ada berapa ‘pot keluarga’ yang terpaksa harus dibuang oleh-Nya karena tidak berfungsi lagi? Ah, sungguh beruntung manusia. Sebab, Allah masih mencintai umat-Nya. Ia telah dan selalu memberi kesempatan bagi kita—sebagai anggota keluarga—untuk memperbaiki ‘pot keluarga’ kita setiap kali mulai tampak kusam, retak, atau bahkan sudah berantakan sekalipun. Saya menarik napas lega. Dalam hati saya membatin, “Sungguh sebenarnya kita punya kesempatan yang luar biasa yang tidak mungkin diberikan oleh temanku ini kepada tanaman-tanaman adeniumnya!”


[ditulis pada 30 Juni 2006 untuk sebuah newsletter komunitas]